Jumat, 25 April 2008

Balada ; kang saipul jamil, bukan Syaifullah Yusuf,

Pagi hari tersentak ketika mendengar kabar berita TV, Kang Ipul (Saipul Jamil) masuk berita , tapi bukan menyangkut masalahnya dengan Mbak Dewi Per(setan)sik. Lucu juga ketika kang Upil (uupps,, Ipul;red) berniat mencalonkan dirinya sebagai Balon (bakal calon) wakil walikota di seatu daerah. Lucunya sih di bagian ini, Kang Ipul khan belum pernah terjun langsung ke ranah politik, jai bekal politik apa yang dapat dijadikan sangu kang ipul untuk merengkuh suara masyarakat.

Baru-baru ini Bang Doel jadi Wakil Bupati, Mas Dede Yusuf jadi Wakil Gubernur. Tapi mereka khan sudah malang-melintang di ranah politik bertahun-tahun, coba tilik rapor politik kang Ipul, pernah jadi apa dia. “lha wong ngatur istri (mantan istr-nya) aja ga bisa” cerocos cak Abas sinis. “apalagi mau ngatur rakyat se-kota” imbuh cak abbas sambil menyedot dalam lintingannya.

“artis jadi elemen politik praktis, boleh-boleh aja. tapi lihat kapasitas dong” sahut Yuk Mina sambil memotong bawang merah. “soal kapasitas, kapabilitas ato apalah, itu urusan partai yang mengangutnya ” jelas Lek Roji “yo gak iso Lek, masiyo ngono artis’e yo mesti ngerti carane mimpin rakyat“balas Yu Mina. “opo yo sesuk, nek kang Ipul dadi wawali, rakyat’e cuma diajak njoged ta…?“.

Pak Haji Wahab yang seari tadi mendengar celotehan tetangganya ikutan urun rembugwes ta Lek, Yu, Cak di delok wae sesuk. awak dewe khan gak ngerti opo dadine masa depan, ditunggu wae kelanjutane

Warung makan pun menjadi hening suasananya, Yu Mina melanjutkan memotong bawang, Lek Roji melanjutkan nyruput kopi pahitnya, dan cak Abas-pun meneruskan sedotan rokoknya. Mereka terhanyut dalam pikiran masing-masing, pikiran dan angan-angan mereka.

Kamis, 24 April 2008

Tuhan kenapa kau ciptakan neraka ....?

kenapa kau ciptakan neraka …..

tuhan, kau khan maha rahman-rahim, kau maha pemberi taubat, apalagi kau maha memberi hidayah (petunjuk). kenapa tidak kau jadikan semua manusia menjadi manusia yang menurut kepada syari’atmu, patuh dan tunduk kepadamu. kenapa kau membalikkan hati sebagian manusia menjadi hati yang brengsek, hati yang penuh kedengkian, hati yang penuh niat kebusukan dan kedurhakaan kepadamu.

kenapa kau buat sebagian manusia menjadi seperti namrudz, fira’un, kan’an, haman. kenapa mereka dahulu kau ciptakan, sehingga kini banyak manusia modern yang mencontoh mereka, meneladani kedurhakaan, meneladani kesombongan kepadamu ya Tuhan. banyak manusia modern yang mentuhankan harta pemimpin dan tuhan-tuhan duniawai mereka.

Tuhan kenapa tidak Kau ciptakan manusia seperti telah Kau ciptakan manusia yang bernama Muhammad SAW yang selalu berlaku lemah lembut kepada sesama, selalu mengingatMu, tunduk dan patuh kepadaMu, kenapa tidak KMau ciptakan manusia seperti Ibrahim as yang sanggup berkorban demi kepatuhan kepadaMu, kenapa tidak Kau ciptakan manusia seperti Ismail as yang penuh dengan kepatuhan kepada tuhannya, kenapa tidak kau ciptakan wanita seperti Khadijah Al-Kubro atau fatimah Az-Zahra yang patuh kepada suaminya, yang menjaga kehormatannya dan tunduk sepenuhnya kepada syaria’atMu.

Tuhan sekali lagi, kenapa Kau ciptakan neraka ….. ampun tuhan.

kenapa tidak Kau ciptakan saja manusia ini sebagai “Ummatan Wahidatan” (umat yang satu), yang kompak dan serentak tunduk kepada syaria’t-Mu. sehingga semua manusia ini menjadi “Ummatan Saaliman” (umat yang selamat). kalau Kau menjadikan semua manusia menjadi umat yang penuh tunduk kepadaMu, maka kau tidak perlu repot-repot lagi memasukkan mereka ke nerakaMu.

Tuhan, kalau engkau sudah mantap menciptakan Neraka, CUKUP IBLIS SAJA YANG MENJADI PENGHUNI UTAMANYA. jangan kau masukkan manusia sebagai pelengkap penghuni neraka, karena demi namaMu yang agung, sungguh manusia tidak akan sanggup menerima siksaan nerakaMu.

Taubat ya Allah, Tuhan yang maha memberi nikmat dan maha pemberi siksa. taubat, taubat, taubat.

Rabu, 23 April 2008

Rusak.... Rusak... !

Jam 5.60 Cak Untung pergi mengantar putrinya sekolah ke sebuah SMP di kota ngGresik. Melewati pertigaan Sukomulyo (tenger), berhenti tepat di tengah pertigaan. 3 menit Kang untung menunggu kosongnya kendaraan dari arah manyar-ngGresik. "Fyuuuh" sungut kang Untung.

Pak Polisi baru datang, untung saja Kang Untung dibantu petugas, kalau tidak pasti anaknya akan marah karena takut terlambat masuk sekolah jam ke-0.

sungguh ironis memang, ruwetnya lalu lintas ngGresik, dengan semakin banyaknya volume kendaraan di ngGresik, pemerintah seakan tinggal diam.

Terbukti, kenapa tidak ada pelebaran jalan yang sesungguhnya pelebaran ini sudah sangat penting dan genting untuk segera dilakukan. Kenapa pemerintah daerah melebarkan jalan di daerah agak pinggiran yang sesungguhnya masih belum genting meskipun penting, sedangkan di kota tidak ada pelebaran jalan. Terakhir ada pelebaran jalan adalah di daerah Meduran dan Telogo Pojok (daerah sebelah barat Ramayana). Selain masalah pelebaran jalan, fungsi rambu-rambu juga tidak dioptimalkan. di pertigaan jalan Sukomulyo (tenger) traffic light sudah berbulan-bulan terpasang namun tidak segera difungsikan, sehingga menjadikan suasana berkendara yang tidak nyaman, itu yang membuat Kang Untung susah "menyeberang" ke arah ngGresik. Belum lagi jalan yang berlobang dan berdebu.

Pembangunan, layaknya akan membawa suatu perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik. Namun, rasanya tidak bagi sebagian orang ngGresik. Dengar saja penuturan Mbah Pi'i, menurut si Mbah yang konon sempat memaanggul pedang membabat kompeni, "ngGresik biyen karo saiki podo wae gak ono perubahan, kaet biyen nek nang ngGresik kudu nutupi erung, awuh (debu, red) iso-iso mlebu nang tenggorokan".

Tersendatnya pembangunan, pemerintah sering beralasan kekurang dana untuk menyediakan fasilitas jalan yang layak. "Alasan'e musykil" Cak Roji berseloroh gak percaya kepada pemerintah. "lha wong pabrik'e sak arat-arat, sak taek ndayak kok gak iso mbangun embong sing uuuapik" balas Cak Udin. "Pajek'e awak dewe sing saben taun dibayar nang BRI iku dipangan sopo" Yu Tun yang dari tadi diam ikut angkat bicara.
Pak Lek Parno yang paling di"tua"kan ikut memberikan penjelasan "duwit'e iku gak dipangan Yu, pemerintah iku sek ngatur, sektor opo sing arep di disekno, daerah endi sing paling penting dibangun disek". "Pemerintah iku yo gak sak karepe dewe nek arep mbangun, pemerintah perlu konsultasi utowo takon nang DPRD"
"Takon opo Pak Lek, wong cuma tuku aspal nang pertamina, terus dicelukno tukange, terus aspale dieret-eret nang embong lhak yo wes beres ta..." celetuk Mbak Yu Tun dengan ketus.
"Lek, pemerintah takon nang DPRD iku gak konsultasino masalah corone mbangun, tapi corone mbagi susuke duwit pembangunan" timpal Cak Udin emosi.
"Yo nek ngono sabar wae Yu, Cak..." jawab Pak Lek sekenanya.

Masyarakat sudah lama bersabar, bersabar menunggu keadaan hidup berubah. bersyabar untuk medapatkan pemerintah yang benar mengerti, paham, dan kasih sayang kepada rakyatnya.

ayo menulis ! (Lets Write)

Menulis adalah sebuah lanjutan dari tahapan belajar manusia. Setelah manusia dapat mendengar, melihat dan membaca, maka menulis adalah tahapan berikutnya. Tidak boleh tidak, menulis harus dilakukan.

"le Tulisen utang'e bapakmu, cek'e sesuk nek ono opo-opo gak keteteran awakmu". Mungkin salah satu manfaat dari menulis adalah terciptanya pembuktian kuat terhadap suatu hal. Namun, tidak hanya dalam sektor utang piutang saja. Bidang lain pun penting, termasuk dalam hal pembuktian kuat terhadap eksistensi peradaban. Telah banyak ditemukan berbagai tulisan berbentuk pahatan pada dinding goa purba yang mengisahkan peradaban kuno, hal tersebut membuktikan dengan kuat bahwa pada suatu masa telah hidup suatu peradaban jauh sebelum peradaban pensil staedler atupun keyboard phoenix.

Menulis tidak hanya akan membawa pembuktian kuat terhadap eksistensi peradaban saja, akan tetapi juga merupakan pembuktian kuat terhadap eksistensi individu. Manusia belum dianggap manusia kalau belum dapat menulis, mungkin secara kasar dapat dibilang begitu. Namun, bila ditilik dari sudut pandang penulis, kontinyuitas tulisan merupakan suatu pembuktian kuat terhadap eksistensi penulis itu sendiri. Tengok saja para penulis, apakah itu penulis kolom, cerpen, cerbung, essai, tulisan ilmiah, ataupun para penulis yang ngendon di blog. Mereka menulis bukan karena niat materi semata, namun karena adanya gairah dan desakan jiwa akan tuntutan eksistensi. Menulis bagi para penulis seakan-akan mereka dengan gagah berseloroh kepada pembaca bahwa ini loh saya masih hidup, bila para penulis sudah tidak dapat lagi menulis atau minimal kuantitas penulisannya mampet akibat pontang-panting membanting tulang untuk mencari biaya susu putra-putrinya, seakan-akan mereka telah mati dari dunianya sendiri, yaitu dunia huruf dan kata.

Menulis bagi para penulis harus tetap dilakukan, dalam suasana apapun, kondisi sosial apapun, kondisi keuangan yang macet sekalipun, mereka akan tetap dan harus menulis. tengok saja mas Gola Gong yang tetap menulis meskipun tangannya tinggal satu karena diamputasi, kang habiburrahman el shirazy yang mantap jiwa kepenulisannya meskipun hanya untuk beranjak ke teras harus dibantu dengan kursi roda, atau mbak y (maaf lupa namanya) yang telah menghasilkan banyak buku meskipun lumpuh total namun masih sanggup untuk mengukir kata-kata. Pendek kata, himpitan fisik dan dunia tidak dapat membendung jiwa penulis untuk tetap dan terus tetap menulis.

Kang Gola Gong menuliskan tips awal untuk menulis yaitu ; "tulislah apapun, jangan berpikir bagaimana nanti orang akan berkomentar apa terhadap tulisan yang telah anda buat. Jangan takut kalau tulisan anda jelek atau kata-katanya salah, jangan takut kalau nantinya pembaca tidak akan mengerti apa yang anda tulis."

Jadi, ayo menulis, apalagi sekarang teknologi sudah mendukung. Dengan pencet sana sini di keyboard, daftar blog, posting, udah deh, tulisan anda bakal bisa dibaca di ujung dunia sekalipun asal jaringan net masih ada. Gak usah takut salah, karena kesalahan penulisan akan membawa kita menuju ke cara penulisan yang benar.