Pagi hari tersentak ketika mendengar kabar berita TV, Kang Ipul (Saipul Jamil) masuk berita , tapi bukan menyangkut masalahnya dengan Mbak Dewi Per(setan)sik. Lucu juga ketika kang Upil (uupps,, Ipul;red) berniat mencalonkan dirinya sebagai Balon (bakal calon) wakil walikota di seatu daerah. Lucunya sih di bagian ini, Kang Ipul khan belum pernah terjun langsung ke ranah politik, jai bekal politik apa yang dapat dijadikan sangu kang ipul untuk merengkuh suara masyarakat.
Baru-baru ini Bang Doel jadi Wakil Bupati, Mas Dede Yusuf jadi Wakil Gubernur. Tapi mereka khan sudah malang-melintang di ranah politik bertahun-tahun, coba tilik rapor politik kang Ipul, pernah jadi apa dia. “lha wong ngatur istri (mantan istr-nya) aja ga bisa” cerocos cak Abas sinis. “apalagi mau ngatur rakyat se-kota” imbuh cak abbas sambil menyedot dalam lintingannya.
“artis jadi elemen politik praktis, boleh-boleh aja. tapi lihat kapasitas dong” sahut Yuk Mina sambil memotong bawang merah. “soal kapasitas, kapabilitas ato apalah, itu urusan partai yang mengangutnya ” jelas Lek Roji “yo gak iso Lek, masiyo ngono artis’e yo mesti ngerti carane mimpin rakyat“balas Yu Mina. “opo yo sesuk, nek kang Ipul dadi wawali, rakyat’e cuma diajak njoged ta…?“.
Pak Haji Wahab yang seari tadi mendengar celotehan tetangganya ikutan urun rembug “wes ta Lek, Yu, Cak di delok wae sesuk. awak dewe khan gak ngerti opo dadine masa depan, ditunggu wae kelanjutane“
Warung makan pun menjadi hening suasananya, Yu Mina melanjutkan memotong bawang, Lek Roji melanjutkan nyruput kopi pahitnya, dan cak Abas-pun meneruskan sedotan rokoknya. Mereka terhanyut dalam pikiran masing-masing, pikiran dan angan-angan mereka.