Jumat, 26 Juli 2013

Berlindung dibalik kata-kata Kebijaksanaan

Berlindung dibalik kata-kata Kebijaksanaan. "Be wise dan open minded aja deh, hehehe" dan "Life is so simple, gitu aja kok repot, be wise brur". Percakapan itu terlontar di Group WhatsApp sebagai balasan ketika salah satu anggota group mengingatkan ke anggota group yang lain bahwasanya ada posting yang tidak pantas dilontarkan di Group tersebut, padahal memang kalau bagi kebanyakan orang posting tersebut berbau negatif dan tidak layak dishare ke group.

Selanjutnya mereka bilang "Jangan suka menjudge orang", karena belum tentu orang itu salah karena kebenaran ada di tangan Tuhan. Al-Haqqu Min Robbikum, kebenaran ada di Tuhan Mu. Memang betul ayat itu, tapi Tuhan telah menunjukkan kebenaran-kebenaran tersebut melalui Al-Qur'anul Karim. Sehingga nyatalah mana yang disebut kebenaran dan mana yang kejelekan yang pada akhirnya kita tidak selalu berkelakuan Berlindung di balik kata-kata Kebijaksanaan di setiap kali kita tidak sengaja berbuat jelek.



Bijaksana atau bahasa trendinya Wise (english), adalah suatu tindak tanduk yang selalu didasari dengan penggunaan akal budi yang sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan, sehingga tidak menyalahi tata kesopanan dan keadilan atau kearifan.

Ada sebuah cerita dari daratan tiongkok yang menjelaskan tentang kebijaksanaan.

Disebuah toko kain, Yan Hui yang merupakan murid confusius mendengar keributan, setelah diselidiki ternyata ada perdebatan antara penjual kain dengan pembelinya.

Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?"
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi". Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata:"Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan."

Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?". Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?". Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu."

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tau duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. 

Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia."

Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.

Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh." Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir,kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi ?"

Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang,maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh". Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali,murid sangatlah kagum, :" Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.

Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun.Murid benar2 malu." Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.


Mungkin itulah salah satu cerita yang menjelaskan arti kebijaksanaan, tindak tanduknya selalu didasarkan untuk meraih akibat baiknya dan menghindari akibat buruk. Sedapat mungkin kita bertindak-tanduk dengan mengedepankan hasil kebaikan dan menghindari kejelekan atau keburukan. Jangan asal Berlindung dibalik kata-kata kebijaksanaan.

Tidak ada komentar: