Rabu, 24 Juli 2013

Bersiap Mudik : mengikuti Madzhab Perantau Galau

Dapat kabar kalau ada beberapa saudara yang bakalan singgah ke rumah, saudara perantau jakarta yang hendak mudik ke kampung halaman. Sering kali rumah kami dijadikan tempat persinggahan kerabat yang hendak mudik maupun yang akan berangkat ke perantauan, Jakarta, Malaysia, Mesir ataupun Yaman.

Apalagi kalau sudah pertengahan Ramadhan seperti ini, bakalan bertambah jumlah kerabat yang akan singgah.

Lebaran... ajang silaturrahmi besar-besaran bagi perantau yang pulang kampung.

Beberapa perantau menganggap pulang kampung saat lebaran merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dan dilaksanakan, tak afdhol kiranya kalau mereka harus tertinggal acara "anjang sini- anjang sana" saat lebaran datang, barang tentu karena lebaran merupakan momen berkumpulnya hampir seluruh keluarga yang terpisah waktu, jarak, dan kesibukan bekerja, selain itu juga karena acara tersebut dapat digunakan untuk menyusupi agenda "terselubung" oleh beberapa oknum silturrahimers.

Pamer, merupakan agenda "terselubung" yang paling sering disusupkan dalam ritual lebaran.

Pamer bisa berupa memamerkan hasil kerja keras setahun yang lalu selama di perantauan, bisa berupa Mobil yang dibawa ikut serta mudik, perhiasan, keelokan wajah putra-putri dan lain sebagainya, barang tentu sejumlah cerita-cerita menarik tentang betapa enaknya kehidupan mereka di perantauan pun tak lupa disuguhkan saat bercakap dalam silaturrahmi lebaran, tentunya cerita tersebut dibumbui dengan modifikasi dan sedikit hiperbolis.



Alhamdulillah, keluarga kami tidak menganut madzhab perantau galau tersebut, kami sekeluarga tidak dibebankan kewajiban pulang kampung saat lebaran. Keluarga kami berprinsip, pulang kampung bisa kapan saja, tidak harus lebaran, tidak harus tahun baru, silahkan pulang kampung saat ada kesempatan, saat ada kelonggaran, baik itu kelongaran waktu maupun keuangan. Meskipun, keinginan untuk mudik saat lebaran seringkali menyesakkan dada.

Andai saja Madzhab perantau galau tersebut banyak ditinggalkan oleh rantau-ers, niscaya problematika mudik di Indonesia bakal terpecahkan, tidak akan ada lagi kemacetan berkepanjangan, angka kecelakaan lalu lintas menurun saat lebaran, dan tentunya harga-harga barang pokok akan stabil.



sumber gambar : http://goo.gl/LAIu4z

Tidak ada komentar: