Minggu, 18 Februari 2018

Mau Punya Usaha Yang Tahan Krisis, Tekuni Ekonomi Kreatif.




Batik, wayang, ukiran, produk fesyen etnik, lukisan dan berbagai produk kriya asal Indonesia semakin banyak beredar di dunia internasional. Produk-produk tersebut kebanyakan adalah hasil buatan tangan (hand made) dari tangan-tangan terampil para insan kreatif negara kita. Patut dibanggakan bahwa negara kita memiliki jutaan insan kreatif yang mampu berkancah di dunia interansioal. Bisa kita sebut, kerajinan perkakas rotan warga kalimantan memiliki pangsa pasar tersendiri di berbagai negara di kawasan eropa dan timur tengah, patung-patung ukiran dari Bali juga menembus pasaran amerika dan beredar luas di tangan para kolektor, begitu juga dengan lukisan dan benda-benda kerajinan lainnya juga banyak yang diperjualbelikan di kawasan regional maupun internasional.

Usaha kreatif yang banyak ini akhirnya akan membentuk suatu industri yang bisa kita sebut sebagai industri kreatif. Industri ini bisa kita definisikan sebagai industri yang berkaitan dengan aktifitas ekonomi, baik itu penciptaan produk maupun pelayanan jasa yang menggunakan potensi pengetahuan dan informasi. Industri ini juga sering disebut dengan industri budaya atau juga disebut dengan ekonomi kreatif. Di bisnis ini, ide dan kreatifitas menjadi modal dan aset utama. Aset utama yang berupa ide, gagasan, bakat, talenta dan kreatifitas ini merupakan aset yang bukan hanya sebagai sumber daya terbarukan saja, melainkan juga sumber daya yang tidak terbatas.

Semakin berkembangnya teknologi, membuat semakin luasnya kesempatan manusia utuk berkarya di bidang industri kreatif. Keterbatasan-keterbatasan yang selama ini menghadang kreatifitas manusia sudah dapat terpecahkan oleh kemajuan teknologi. Di negara maju, teknologi semakin membuat masyarakat menjadi terpacu kreatifitas-kreatiftasnya, kalangan muda sudah mempunyai kesempatan untuk menunjukkan bakat kreatif. Mereka sudah makin maju dalam menerapkan kemajuan teknologi di dunia ekonomi kreatif.

Bisnis rintisan dalam industri kreatif semakin banyak bermunculan di kawasan amerika dan eropa. Proses desain yang sudah menggunakan teknologi komputer canggih membuat kerja kreatif semakin cepat, pembuatan model pra-produksi juga semakin mudah dan cepat karena sudah didukung dengan printer 3D. Di samping itu, penghargaan dan antusias yang tinggi diberikan kepada inovator-inovator muda mereka oleh pemerintah, universitas dan industri.

Hampir semua lini industri kreatif digalakkan di negara maju, tidak hanya lini usaha kreatif yang berhubungan dengan dunia digital saja, seni dan makanan juga mereka garap. Tidak sedikit para peneliti-peneliti muda penghuni laboratorium universitas merencanakan, meneliti dan mengembangkan usaha kreatif seni dan makanan didampingi para profesor mereka. Beberapa waktu yang lalu, terdengar kabar bahwa peneliti-peneliti muda ini sudah mengembangkan piranti robotic yang mampu membuat beberapa macam jenis roti dengan menggunakan printer 3D. Nantinya, hasil penelitian ini akan menghasilkan alat penjual roti seperti halnya vending machine penyedia minuman ringan di bandara atau tempat publik lainnya.

Bagaimana industri kreatif di Indonesia?, sudah lebih baik kondisinya. Ditunjang oleh Kementerian Pariwisata melalui Badan Ekonomi Kreatif, industri ini makin menggeliat. Badan ini menyokong ekonomi kreatif Indonesia dengan berbagai program dan dana yang cukup besar. Badan ini menyediakan dana pengembangan dengan diberikannya Dana Ekonomi Kreatif (DEKRAF) bagi para pelaku ekonomi kreatif, dana ini diberikan sebagai salah satu program Bekraf terkait permodalan bagi pelaku kreatif. Dana ini disediakan DEKRAF  dengan menggandeng permodalan dari sisi perbankan dan non-perbankan.

Selain dukungan pemerintah melalui berbagai program pendayagunaan sumberdaya, permodalan, pendampingan produksi dan penjaminan untuk pemasaran hasil, ekonomi kreatif ini juga sudah didukung penuh oleh pihak Industri dan perusahaan besar. Perusahaan pendukung ekonomi kreatif, baik itu BUMN maupun swasta mendukung usaha kreatif melalui program perusahaan asuh. Perusahaan-perusahaan ini mengeluarkan dana untuk modal ekonomi kreatif melalui dana CSR perusahaan. Selain permodalan, perusahaan juga membantu dalam pemasaran dengan mengadakan pameran-pameran di dalam negeri maupun luar negeri.

Mengapa kita harus mengembangkan industri kreatif ?. Jawabanya adalah tahan banting, anti krisis ekonomi. Masih kita ingat krisis ekonomi yang dimulai sejak tahun 2008 yang menenggelamkan banyak perusahaan ke dasar lautan kebangkrutan, industri kreatif ini adalah salah satu usaha bisnis yang tidak terkena dampak krisis, minimal dampak yang terdampak dapat dikurangi. Mengapa demikian?, karena sekali lagi ditekankan di usaha ini aset utama adalah ide dan kreatifitas yang tak terbatas dan ketersediaan ide ini tidak dipengaruhi oleh faktor supply and demand. Faktor kekuatan dan tahan banting inilah yang harusnya dapat kita jadikan alasan untuk mengembangkan industri ini.

Peluang di industri ini masih terbuka luas, berbagai kalangan dapat berupaya untuk mengambil kesempatan ini. Besaran modal tidak menjadi syarat untuk terjun ke bisnis kreatif, berawal dari satu set alat lukis yang modalnya tidak sampai berjuta-juta, seorang pelukis dapat mengembangkan industri ini ke level yang lebih besar. Berbekal ide dan gagasan reduce, recyle and reuse, seorang dengan ide dan gagasan yang kreatif mampu menyulap kertas bekas menjadi boneka action figure yang mampu menembus pangsa pasar dunia.

Semoga saja dengan adanya dukungan pemerintah, lembaga swadaya dan perusahaan besar kepada para pelaku ekonomi kreatif, dapat memajukan dan memakmurkan para pelaku ekonomi kreatif tanah air. Dengan semakin majunya ekonomi kreatif, diharapkan dapat menjadi senjata perekonomian Indonesia menghadapi persaingan dunia ekonomi yang semakin ketat ini.

Tidak ada komentar: