Kamis, 08 Februari 2018

Apa Sebenarnya Start Up Itu ?



Apakah Sebenarnya Start Up Itu?

Start Up atau biasa disebut sebagai usaha rintisan adalah perusahaan “orok” yang baru saja dimulai pengembangannya. Usaha rintisan biasanya masih dalam skala keci yang pembiayaan dan pengoperasiannya dilakukan sepenuhnya oleh para pendirinya ataupun bahkan perorangan.
Usaha rintisan biasanya menawarkan produk atau jasa yang belum ada di pasaran, atau menawarkan produk yang sudah diperbaiki mutunya.
Pendanaan Usaha Rintisan
Pada tahap awal, usaha rintisan mengalami kesulitan keuangan. Biaya operasional usaha rintisan lebih besar dari pada pendapatan, hal ini disebabkan pada tahap ini usaha rintisan lebih fokus kepada pengembangan, pengujian dan pemasaran ide gagasan mereka. Dengan demikian usaha ini membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit. Pembiayaan bisa didapat dari lembaga-lembaga keuangan; diataranya dari kredit perbankan, dari pemerintah melalui kementrian koperasi dan UMKM, atau dari lembaga swadaya masyarakat LSM) dan organisasi non pemerintah (NGO). Pendampingan oleh lembaga dapat menyediakan kebutuhan usaha rintisan dalam hal pembiayaan dan saran. Usaha rintisan yang dapat mengendalikan dan mempertahankan potensinya akan dapat menarik pemodal besar lain sehingga bisa menjadi kontrol yang bagus bagi pendiri usaha rintisan.
Menilai bisnis yang belum menghasilkan
 usaha rintisan belum berpengalaman dan belum menghasilkan laba, investasi di usaha ini sangat beresiko. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dipakai oleh kreditor dan investor untuk menilai sebuah usaha rintisan yang masih belum mendapatkan laba:
1.    Pendekatan biaya duplikasi, penilaian ini melihat dari biaya yang dikeluarkan perusahaan rintisan untuk memproduksi produk atau jasa, seperti penelitian, pengembangan dan pembelian aset tidak bergerak. Namun metode penilaian ini tidak mempertimbangkan potensi masa depan perusahaan.
2.    Pendekatan pasar, penilaian ini melihat dan membandingkan perusahaan sejenis yang baru saja diakuisisi. Namun, perlu diingat bahwasannya tidak ada perusahaan yang sebanding, meskipun antara dua perusahaan tersebut nilai penjualnnya sebanding.
3.    Pendekatan arus kas diskonto, penilaian ini melihat ekspektasi perusahaan dalam sisi arus kas masa mendatang. Pendekatan ini sangat subyektif.
4.    Pendekatan tahap pengembangan, penilaian ini memberikan nilai potensi yang lebih tinggi kepada perusahaan yang dikembangkan lebih jauh. Misalnya, perusahaan yang memiliki jalur keuntungan yang jelas akan memiliki nilai lebih tinggi daripada perusahaan yang hanya memiliki gagasan menarik saja.

Karena startup memiliki tingkat kegagalan yang tinggi, calon investor harus mempertimbangkan bukan hanya ide, tapi pengalaman tim manajemen. Investor yang potensial seharusnya tidak hanya menginvestasikan uang kepada usaha rintisan. Tapi juga investor harus mengembangkan strategi untuk membawa usaha rintisan agar bisa keluar dari masalah-masalah yang membelitnya, karena sampai mereka menjual, keuntungan masih hanya tertulis di atas kertas.


selengkapnya pelajari di sini>>>

Tidak ada komentar: