Menyanyikan lagu yang sedang
bertengger di top chart merupakan hal
biasa, beda rasa kalau menyanyikannya dengan sedikit improvisasi yang kini
terkenal dengan sebutan song cover. Aktifitas
“meng-cover” lagu ini sedang marak dilakukan oleh penyanyi amatir maupun
penyanyi yang sedang menurun karirnya. Misal seorang berkebangsaan norwegia bernama Leo Moraccioli, penyanyi ini serius menggeluti dunia song cover. Berbagai lagu diaransmen
ulang oleh Leo menjadi genre musik kegemarannya sendiri, yaitu genre rock.
Dari keseriusannya mengarasmen lagu
yang kemudian diunggahnya ke channel youtube miliknya, Leo mampu meraup
keuntungan yang besar. Monetasi yang ditautkan ke video-video musik yang diunggahnya
itu dibayar mahal oleh pengelola youtube sebagai media iklan di jagat internet.
Apakah sudah ada di Indonesia? Banyak, bisa kita sebut namanya ; Anji, sutisna
alias Sule, Rizky Febian, dan masih banyak lagi.
Menikmati musik hasil aransmen ulang
pada sore hari di teras rumah, paling enak sambil minum teh ditemani dengan
cemilan yang sedang hits, Banana Nugget. Sudah pernah coba?. Banana nugget ini
adalah cemilan olahan dari pisang, yang dibentuk seperti nugget yang kemudian
digoreng dan diberikan berbagai macam topping di atasnya. Harganya melonjak
drastis daripada harga sekedar pisang goreng biasa, Rp. 35.000 untuk 12 potong,
bandingkan dengan pisang goreng biasa yang hanya Rp. 1000 per potong.
Poin penting yang dapat diambil dari
song cover dan banana nugget adalah, inovasi dan produk yang serba baru adalah
hal yang wajib dimiliki oleh pebisnis baik pemula maupun pebisnis yang sedang
mengalami stagnasi penjualan. Masyarakat akan bereforia menikmati sesuatu yang
baru muncul, yang belum pernah ada di rak-rak super market. Bagi masyarakat, menggunakan
sesuatu yang baru dapat mengkatrol style, menaikkan gengsi sosial mereka. Masih
ingat trend pada awal tahun 2000-an yang terjadi di kalangan mahasiswa? Mereka
sedang dilanda trend memakai sebuah kalung yang terbuat dari seutas tali yang
diujungnya diuntai dengan flashdisk berkapasitas 128MB?. Seperti itulah yang
terjadi di pasar, gengsi dan trend makin menguasai alasan untuk apa suatu
barang dibeli.
Stagnasi bisnis harus segera
dicarikan solusinya, kalau tidak segera ditemukan cara mengatasinya maka
pengusaha harus siap-siap mencari pembeli perusahaannya. Untuk itu diperlukan
ide-ide segar, ide revolusioner, ide yang tidak hanya mengganti kemasan saja.
Ide segar ini harus menyeluruh, produk harus didesain ulang. Tidak jarang pengusaha
secara revolusioner melakukan penyegaran produk sekaligus menyegarkan unit
pabriknya. Sangat mahal memang biaya untuk mewujudkan ide revolusioner ini,
namun hasilnya pasti akan sepadan.
Mari kita ikuti langkah revolusioner Elon
Musk dalam mewujudkan ide mobil listrik yang diberi nama Tesla, atau kita turut
ide-ide gila Sir Richard Branson, pemilik virgin Atlantic Airways yang dengan
beraninya membangun roket khusus tamasya atau pelesir ke ruang angkasa. Pada akhirnya,
untuk mendapatkan ide-ide revolusioner untuk penyegaran produk kita, marilah
kita pikirkan sambil mendengarkan lagu bengawan solo yang telah dicover oleh
seorang murid SMK jurusan karawitan ditemani seporsi banana nugget, tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar