Selasa, 13 Februari 2018

Keabadian Honda C70 dan Rujak Cingur








Berjejer puluhan sepeda motor di kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan, berbagai komunitas motor rider membentangkan spanduk bertuliskan nama komunitas motor mereka. Tidak ketinggalan komunitas sepeda motor berkapasitas mesin 70 cc keluaran pabrikan asal jepang, Honda C70. Meskipun sepeda motor ini sudah masuk kategori sepeda motor tua, namun peminatnya masih saja banyak, anehnya lagi para peminatnya adalah kalangan muda yang lahir jauh setelah tahun rilis sepeda motor ini.

Para peminat masih saja banyak yang memburu sepeda motr ini untuk dihidupkan kembali, mereka mencari sepeda motor yang masih original. Semakin banyak part yang masih dalam kondisi sama dengan bawaan pabrik, maka semakin tinggi nilai jualnya. Honda C70 sendiri masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1961 dengan seri C100 dan C102 yang kemudian disusul oleh seri C50, C90 dan C70 pada tahun berikutnya.

Desain yang unik, desain yang bisa dikatakan tak lekang oleh waktu, dengan warna dasar merah dan hijau dipadu dengan sayap putihnya membuat pemadangan kontras yang sedap dipandang mata. Oleh karena itulah penggemar sepeda motor ini masih tetap saja banyak.

Tidak hanya di kota Medan, di Surabaya juga bertebaran penggemar sepeda motr ini. Sering kita melihat komunitas sepeda motor di kota ini melakukan touring ke daerah gunung Bromo maupun tempat wisata lain di Jawa Timur. Mereka juga rutin mengadakan kopi darat di berbagai sudut kota Surabaya. Sementara itu, di sudut lain kota Surabaya bertebaran peminat dan pemburu makanan tradisional dan khas Kota Pahlawan. Rujak Cingur, makanan gurih pedas ini masih tetap diminati ditengah gempuran makanan siap saji.

Makanan khas berbahan lontong dilengkapi sayur kangkung yang diberi irisan tempe, tahu dan potongan hidung sapi yang kemudian di siram dengan bumbu petis ini punya penggemar fanatik tersendiri. Rasa yang khas bersumber dari petis ikan dan sensasi kenyal potongan hidung sapi ini membuat penggemarnya tidak bisa menahan selera makannya. Apalagi harga yang dipatok juga tidak mahal, paling mahal mungkin hanya Rp. 20.000 lengkap dengan minuman teh manis dingin.

Makanan yang dipercayai merupakan hasil ciptaan masyarakat Suku Madura yang berdomisili di Surabaya ini sekarang tidak hanya dijual di Surabaya atau di kota sekitarnya saja, makanan ini sudah merambah di seantero Indonesia Raya. Tidak hanya dijual di depot makanan atau warung saja, melainkan sudah menjadi salah satu menu restoran bintang lima.

Honda Super CubC70 dan rujak cingur ini merupakan dua contoh produk yang dapat dikatakan sebagai produk sepanjang masa, tak lekang dimakan jaman, tak terbunuh oleh waktu. Meskipun bertaburan motor-motor besar dan canggih, namun tetap saja C70 masih bertahan keberadaannya di masyarakat meskipun pabrikannya enggan memproduksinya lagi. Rujak cingur juga demikian, meskipun Mc Donald dan KFC berusaha merangsek menguasai dunia kuliner Indonesia, bendera rujak cingur tetap akan berkibar.

Keistimewaan Honda C70 tetap terawat hingga kini dan mungkin masih tetap akan terawat hingga berpuluh tahun kemudian. Bersyukurlah dunia pernah melahirkan desainer yang telah berhasil melahirkan desain produk dari sepeda motor ini, sehingga kita masih bisa menikmati keistimewaan desain sepeda motor tersebut. Itulah perlunya intuitif visioner dari seorang desainer, mereka mampu mendesain sesuatu nilai yang bisa tahan lama, bukan hanya nilai yang cocok pada satu masa saja.

Selain faktor kelihaian desainer, keabadian suatu produk juga disebabkan oleh banyak hal, satu diantara banyak hal adalah nilai historis dari produk tersebut, contoh produk yang keabadiannya disebabkan oleh nilai sejarah adalah Vespa Congo. Scooter keluaran Italia yang diproduksi pada tahun 1958 hingga 1963 ini banyak diminati oleh scooteris Indonesia, dikarenakan tampilah gagah dan nilai kebanggaannya. Kenapa dikatakan terdapat nilai kebanggaan?, karena pada era presiden Soekarno, para prajurit angkatan bersenjata Republik Indonesia yang telah selesai bertugas dalam misi perdamaian di daerah konflik negara Congo, dihadiahi oleh pemerintah berupa scooter ini. Oleh karena itu maka scooter ini lebih dikenal sebagai Vespa Congo.

Jadi, sebagai inovator dan pebisnins harus bisa menggunakan dan memanfaatkan momen-momen yang terjadi di masyarakat untuk mengatrol nilai eksternal dari suatu produk. Momen yang sedang terjadi di masyarakat perlu ditelaah untuk dijadikan penanda bagi munculnya produk baru, sehingga konsumen mudah mengingat produk tersebut meskipun hanya jika disebutkan momennya.

Semoga pebisnis-pebisnis Indonesia dapat terus mengembangkan intuisi dan khayalan untuk dapat mengembangkan nilai produk, bukan hanya melalui kualitas produk saja, melainkan juga melalui kekuatan eksternal yang menyertainya. Semoga maju terus Indonesia Raya.

Penulis : Aliyul Wafa (penikmat Rujak Cingur)

Tidak ada komentar: