Berjejer puluhan sepeda motor di
kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan, berbagai komunitas motor rider
membentangkan spanduk bertuliskan nama komunitas motor mereka. Tidak
ketinggalan komunitas sepeda motor berkapasitas mesin 70 cc keluaran pabrikan
asal jepang, Honda C70. Meskipun sepeda motor ini sudah masuk kategori sepeda
motor tua, namun peminatnya masih saja banyak, anehnya lagi para peminatnya
adalah kalangan muda yang lahir jauh setelah tahun rilis sepeda motor ini.
Para peminat masih saja banyak yang
memburu sepeda motr ini untuk dihidupkan kembali, mereka mencari sepeda motor
yang masih original. Semakin banyak part yang masih dalam kondisi sama dengan
bawaan pabrik, maka semakin tinggi nilai jualnya. Honda C70 sendiri masuk ke
Indonesia pertama kali pada tahun 1961 dengan seri C100 dan C102 yang kemudian
disusul oleh seri C50, C90 dan C70 pada tahun berikutnya.
Desain yang unik, desain yang bisa
dikatakan tak lekang oleh waktu, dengan warna dasar merah dan hijau dipadu
dengan sayap putihnya membuat pemadangan kontras yang sedap dipandang mata.
Oleh karena itulah penggemar sepeda motor ini masih tetap saja banyak.
Tidak hanya di kota Medan, di
Surabaya juga bertebaran penggemar sepeda motr ini. Sering kita melihat
komunitas sepeda motor di kota ini melakukan touring ke daerah gunung Bromo
maupun tempat wisata lain di Jawa Timur. Mereka juga rutin mengadakan kopi
darat di berbagai sudut kota Surabaya. Sementara itu, di sudut lain kota
Surabaya bertebaran peminat dan pemburu makanan tradisional dan khas Kota
Pahlawan. Rujak Cingur, makanan gurih pedas ini masih tetap diminati ditengah
gempuran makanan siap saji.
Makanan khas berbahan lontong
dilengkapi sayur kangkung yang diberi irisan tempe, tahu dan potongan hidung
sapi yang kemudian di siram dengan bumbu petis ini punya penggemar fanatik
tersendiri. Rasa yang khas bersumber dari petis ikan dan sensasi kenyal
potongan hidung sapi ini membuat penggemarnya tidak bisa menahan selera
makannya. Apalagi harga yang dipatok juga tidak mahal, paling mahal mungkin
hanya Rp. 20.000 lengkap dengan minuman teh manis dingin.
Makanan yang
dipercayai merupakan hasil ciptaan masyarakat Suku Madura yang berdomisili di
Surabaya ini sekarang tidak hanya dijual di Surabaya atau di kota sekitarnya
saja, makanan ini sudah merambah di seantero Indonesia Raya. Tidak hanya dijual
di depot makanan atau warung saja, melainkan sudah menjadi salah satu menu
restoran bintang lima.
Honda Super CubC70 dan rujak cingur ini merupakan dua contoh produk yang dapat dikatakan
sebagai produk sepanjang masa, tak lekang dimakan jaman, tak terbunuh oleh
waktu. Meskipun bertaburan motor-motor besar dan canggih, namun tetap saja C70
masih bertahan keberadaannya di masyarakat meskipun pabrikannya enggan
memproduksinya lagi. Rujak cingur juga demikian, meskipun Mc Donald dan KFC
berusaha merangsek menguasai dunia kuliner Indonesia, bendera rujak cingur
tetap akan berkibar.
Keistimewaan
Honda C70 tetap terawat hingga kini dan mungkin masih tetap akan terawat hingga
berpuluh tahun kemudian. Bersyukurlah dunia pernah melahirkan desainer yang
telah berhasil melahirkan desain produk dari sepeda motor ini, sehingga kita
masih bisa menikmati keistimewaan desain sepeda motor tersebut. Itulah perlunya
intuitif visioner dari seorang desainer, mereka mampu mendesain sesuatu nilai
yang bisa tahan lama, bukan hanya nilai yang cocok pada satu masa saja.
Selain faktor
kelihaian desainer, keabadian suatu produk juga disebabkan oleh banyak hal,
satu diantara banyak hal adalah nilai historis dari produk tersebut, contoh produk
yang keabadiannya disebabkan oleh nilai sejarah adalah Vespa Congo. Scooter
keluaran Italia yang diproduksi pada tahun 1958 hingga 1963 ini banyak diminati
oleh scooteris Indonesia, dikarenakan tampilah gagah dan nilai kebanggaannya.
Kenapa dikatakan terdapat nilai kebanggaan?, karena pada era presiden Soekarno,
para prajurit angkatan bersenjata Republik Indonesia yang telah selesai
bertugas dalam misi perdamaian di daerah konflik negara Congo, dihadiahi oleh
pemerintah berupa scooter ini. Oleh karena itu maka scooter ini lebih dikenal
sebagai Vespa Congo.
Jadi, sebagai
inovator dan pebisnins harus bisa menggunakan dan memanfaatkan momen-momen yang
terjadi di masyarakat untuk mengatrol nilai eksternal dari suatu produk. Momen
yang sedang terjadi di masyarakat perlu ditelaah untuk dijadikan penanda bagi
munculnya produk baru, sehingga konsumen mudah mengingat produk tersebut
meskipun hanya jika disebutkan momennya.
Semoga
pebisnis-pebisnis Indonesia dapat terus mengembangkan intuisi dan khayalan
untuk dapat mengembangkan nilai produk, bukan hanya melalui kualitas produk
saja, melainkan juga melalui kekuatan eksternal yang menyertainya. Semoga maju
terus Indonesia Raya.
Penulis : Aliyul Wafa (penikmat Rujak Cingur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar